Pengaruh Pembangunan Gedung-Gedung Tinggi Pencakar Langit (Dampak Positif dan Negatif)


Beberapa tahun belakangan ini sedang marak pembangunan gedung gedung pencakar langit terutama di Jakarta. Pertumbuhannya yang pesat mendorong permintaan yang lebih besar akan keberadaan gedung-gedung perkantoran, mal, ataupun kawasan bisnis lainnya. Dampak positif dari pembangunan ini adalah dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi, memenuhi kebutuhan masyarakat, mempercantik penampilan kota, dan lain sebagainya. Namun, dibalik keindahan bangunan dan fungsi atau tujan dari bangunan itu sendiri terdapat dampak negatif bagi lingkungan yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar kawasan tersebut.
Salah satu dampak negatifnya adalah berkurangnya ruang terbuka hijau akibat pada pembangunan gedung tinggi sering mengabaikan ruang terbuka hijau karena terlalu luasnya permukaan yang diperkeras dengan beton maupun aspal. Seperti di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Sehingga terjadilah banjir karena sedikitnya daerah resapan air.


Tak hanya itu, gedung tinggi di Jakarta juga membutuhkan air bersih, sementara pasokan air kurang. Akhirnya, para pemilik gedung bertingkat itu melakukan penyedotan air tanah secara besar-besaran tanpa pengawasan. Akibatnya, beberapa warga sekitar mengeluh kekurangan air akibat sumurnya kering. Selain itu, penyedotan air secara besar besaran ini juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah. Seperti di Muara Baru, daerah pesisir Ibu kota itu mengalami penurunan permukan tanah setiap tahun dan sudah lebih rendah dari permukaan laut. Tak hanya di Muara Baru, di Cengkareng Barat, Daan Mogot, Ancol juga sudah mengalami penurunan permukaan tanah.


Seperti yang kita ketahui, pada bagian luar gedung pencakar langit hampir semuanya terbuat dari material kaca. sehingga menimbulkan efek rumah kaca dan merusak kadar dan lapisan ozon pada langit. Pada daerah sekitar gedung pun akan terasa panas sebab cahaya juga terpantul ke bangunan yang lebih rendah.



Melihat cukup banyaknya permasalahan yang muncul, maka sebaiknya gedung-gedung pencakar langit ini lebih memperhatikan mengenai perluasan ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air untuk mengurangi terjadinya banjir. Selain itu melakukan penghijauan dengan menanam pohon rindang dan penggunaan material bangunan yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat membuat lingkungan sekitar menjadi sejuk dan dapat menurunkan suhu yang meningkat akibat efek rumah kaca. Dan untuk menurunkan permukaan tanah, bisa dilakukan hal-hal seperti hujan atau dipanaskan dari udara hujan dan diolah kembali agar layak pakai, menerapkan ruang terbuka hijau, menerapkan injeksi air tanah, atau membuat sumur resapan untuk mengurangi dampak buruk dari bangunan ini.


Sumber :
https://economy.okezone.com/read/2017/01/19/470/1595442/banyak-pembangunan-gedung-pencakar-langit-akibat-tingginya-kebutuhan-perkantoran
https://tirto.id/ancaman-di-balik-megahnya-gedung-pencakar-langit-bxsv
http://poskotanews.com/2017/12/11/jalan-thamrin-dan-sudirman-kebanjiran-jakarta-lumpuh/
https://www.kompasiana.com/saaputr/59aff556a1a50a30984b8502/dampak-dari-pembangunan-gedung-pencakar-langit-di-indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Budaya Dasar

Desa Wisata - Desa Penglipuran