Desa Wisata - Desa Penglipuran
-
Desa Wisata
Desa wisata adalah
suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Terdapat beberapa kriteria desa
wisata, yaitu :
1. Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, budaya dan
hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan
atraktif di desa.
2. Jarak
Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal
wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukota provinsi dan
jarak dari ibukota kabupaten.
3. Besaran Desa; menyangkut
masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa.
Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
4. Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan; merupakan
aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah
desa. Perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi
mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.
5. Ketersediaan infrastruktur;
meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih,
drainase, telepon dan sebagainya.
Contoh desa
wisata yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah Desa Penglipuran. Desa
penglipuran merupakan desa wisata tradisional adat Bali yang berlokasi di desa
Kubu, kabupaten Bangli, provinsi Bali. Desa Penglipuran
menawarkan kearifan lokal yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali. Desa
Penglipuran sering Di dalamnya terdapat deretan rumah adat yang tertata rapi
lengkap dengan penjor yang menggantung di tiap-tiap rumah. Keindahan desa ini
mampu menarik para wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Penglipuran” memiliki arti
penghibur. Jika dilihat dari asal muasal namanya, “Pengeling Pura” adalah
tempat suci untuk mengenang para leluhur. Oleh sebab itu, Desa Penglipuran
menjadi satu dari sejumlah desa adat di Pulau Bali yang masih memegang teguh
adat dan budaya Bali. Hal tersebut dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari
para penduduknya yang hingga saat ini masih kuat menjaga tradisi, ritual adat,
dan berbagai kearifan lokal lainnya.
Desa
seluas 112 hektar ini merupakan kawasan pedesaan yang memiliki tata ruang dan
arsitektur yang ramah lingkungan. Desa ini menyajikan pesona alam pedesaan yang
sejuk, tenang, asri, dan bersih. Gaya arsitektur rumah-rumah tampak seragam dan
sangat kental dengan budaya Bali. Konsep tata
ruang pemukiman adat di Desa Penglipuran menganut prinsip trimandala.
Konsep tersebut secara fungsi dan tingkat kesuciannya terbagi ke dalam tiga
ruang yang berbeda yakni ruang utama, madya, dan nista. Tepat di ujung sisi
utara berdiri sebuah bangunan suci berupa Pura Penataran sebagai tempat ibadah
bagi para penduduk. Sedangkan ruang madya berisi puluhan rumah penduduk dengan
gaya arsitektur khas Bali. Jalan desa sebagai pemisah di tengahnya yang semakin
menurun secara teratur ke ujung desa. Sedangkan di sisi selatan adalah ruang
nista mandala atau tempat bagi para manusia yang telah meninggal alias areal
pemakaman.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata
https://www.maioloo.com/tempat-wisata/bali/desa-penglipuran/
https://wisatabaliutara.com/2015/01/desa-penglipuran-desa-wisata-adat-bali.html/
http://www.pergiberwisata.com/desa-penglipuran-bali/
Komentar
Posting Komentar